Cerita Cinta



LOVE STORY


Semua berawal dari pertemuan kita di sebuah perusahaan besar yang terletak di salah satu ibu kota di Jakarta. yang mungkin bagi kita telihat biasa saja. Aku dengan kesibukanku dan mereka dengan kesibukan mereka. aku biasa di panggil linz, biasa saja dengan yang lainnya tidak terlalu cakep dan tidak terlalu jelek pula. Di kantor itu cukup menyenangkan walaupun aku belum terlalu lama dan mengenal semua orang orang disana, tapi niatku tetap satu “ aku disini untuk mengejar cita cita ku “. terkadang memang terasa sangat melelahkan untuk ku lalui hari hariku yang membosankan ini. Pagi hari berangkat kerja.. pulang istirahat.. ga ada yang special membuatku benci dengan kehidupan ini . rasa kesepian yang selalu menyelimutiku membuat diriku ingin menemukan sosok aku yang sebenarnya.
Shella namanya salah satu teman dan partner job ku di perusahaan ini. “hy shell, udah sarapan belum?”. “belum linz.. tumben nanya, kenapa? Mau beliin ya.. hehehe” dengan senyuman manis shella membalas kata kata linz“.  “iya nie , aku ada beli banyak kue.. kamu ambil aja yah”. Linz membalas senyuman shella.  “thank ya, yuk kerja.. bos udah datang tuh..” shella terkenal dengan sifatnya yang manja, tingkah lakunya itu kadang membuat aku selalu mambayangkannya. Benar benar lucu dah. seminggu sudah tepatnya shella menjadi partner job ku di kantor karena memang kerjaan yang kita pegang kebetulan sama. Bukan hanya partner kerja saja di kantor , di saat dia sedang sedih shella juga selalu curhat ke aku. Itu membuat hari hariku berubah. Setiap harinya aku merasakan semakin dekat dengan shella. Perasaan yang tak kunjung menghantuiku membuatku ingin memilikinya. “ aku sedang makan , ku ingat kamu. Aku sedang tidur, juga ku ingat kamu” jadi inget lagu maia, hehehe. Terasa lebay deh, mau ini ga semangat, mau itu juga ga semangat. Eh muncul shella, terasa kaya baru lahir kembali kedunia. Hihihi. Dalam hati berdoa, ya Tuhan, hentikanlah waktu ini karena aku tidak ingin semua ini berakhir. “tapi apa shella merasakan hal yang sama yang ku rasakan saat ini juga ga ya”  perasaan ini rasa galau yang bercampur aduk dengan emosi membuat hati ini menagis, spontan tetesan air mata jatuh membasahi pipi. Dalam hati merasakan kelemahan yang membuat aku seorang cowok menjadi lemah tak berdaya. Air mata yang tak sepantasnya aku keluarkan, keluar karena sesak di dada yang kurasakan. Hati yang bergetar membuat jantung ini tak beraturan, membuatku gila selalu memikirkan dia yang belum tentu juga memikirkanku. Apa ini bisa dikatakan cinta, membuat segalanya menjadi aneh.

Aku bukanlah diriku

Tlah ku coba dengar ,
Sbuah kata yg tak dapat kumengerti ,
Sbuah bisikan yg membuat hatiku gelisah ,
Seakan membuatku Terpaku ,
menatap kosong membuat smua menjadi tak jelas .

termenung ..
hati’pun jadi tak menentu ,
dimana aku ,
aku seakan tak tahan lagi ,
luapan emosi dan jiwa  ,
membuat hati ini tak terkendali .

aku merasakn bukanlh aku ,
tak pernah ku rasakn spt ini ,
dtak jantung yg tak berirama ,
tak lagi ku dapatkn krn’nya .

jgn mmbuatku bersedih ,
ajari aku mengrti ap artinya ini .


                                                                                    Linz


Semua ini membuatku gila. Aku merasakan ketidak berdayaan aku menghadapi dunia ini. Hampir terasa mustahil aku memiliki dia. Karena shella sudah memiliki seorang kekasih.

Tentang perasaan

Perasaan ini. tak kunjung membuatku gelisah
Membuat perasaan ini bergetar
Membuatku merindukan yang menjadikan sesak yang kurasa
Pelan pelan mengikis raga mengubah ku tak berdaya
Terhempas kurasa mengubah hari hariku
Aku sama sekali tak mengerti
Terkadang semua ini membuatku b’pikir
untuk berpaling dari semua mimpi mimpi yang menghantuiku
yang menjadikan malam malam ku menitikan air mata kerinduan
aku merasakan tak sanggup
tak kuat untuk bangkit
tak lagi seperti aku yang dulu
jiwa ini samakin lemah semakin kurasakan ini
menatap duniapun tak lagi ku sanggup membuat ku ingin merintih sakit
aku menyadari aku hanyalah manusia biasa
yang mungkin suatu saat akan mati seutuhnya dengan perih yang menusuk hatiku ini
tapi ku tak akan menyesalinya, meskipun aku harus mati
perasaan ini membuatku sedih dan bahagia


                                                                                      linz

mungkin perasaanku tersampai padanya, saat shella putus dengan kekasihnya membuat hatiku sedih bukan membuatku bahagia. Entah apa yang kupikirkan saat ini tapi aku tidak tega melihatnya terus menangis, bersandar di bahu kananku. Dalam hati aku berkata, kamu tidak sendiri shell, aku janji akan selalu menemanimu dan tidak akan membiarkanmu menangis lagi.  “ini bukan akhir shell, kamu boleh menangis saat ini, keluarkanlah semua.. tapi aku ga mau besok kamu menagis lagi”. Ucap linz dengan raut wajah yang sedih. Ternyata shella putus karena perbedaan pendapat dari orang tua kekasihnya yang dulu yang tidak setuju dengan shella yang hanya lulusan sma saja dan dari keluarga yang biasa biasa saja sedangkan mantan kekasihnya dulu seorang yang punya dan tentunya lulusan sarjana. Memang terasa menyakitkan, akupun yang mendengarkan cerita shella membuatku merasakan hal yang sama. 2 tahun mereka pacaran hanya karena ini kekasihnya meminta putus. Sungguh egois. Aku mencoba untuk menahan perasaan ku ini, aku tahu tidak pantas dan juga belum saatnya aku mengutarakan maksud hati ini. tak ingin ego ini tambah membuatnya jadi pikiran. Yang aku pikirkan bagaimana agar dia dapat tersenyum , bersabar hingga waktunya tiba.

Aku dan perasaanku

Terkadang aku berpikir, apa yang kulakukan ini salah.
Perasaanku berubah hanya karena seseorang yang baru ku kenal.
merubah hidupku , waktuku dan kepercayaanku selama ini.
Rasanya perasaan yang dulu kurasakan ini kembali muncul lagi hanya karena dia yang setiap hari kupandang.
Perasaan sakit yang telah lama tak kurasakan, kini membuat malamku memikirkannya.
Hari hariku jadi lebih berwarna dan lebih usang jika tak bertemu walau hanya sedetikpun.
Hatiku terasa luluh, walau terasa tak pantas tapi inilah aku dengan segala kekuranganku.
Hanya manusia yang tidak sempurna yang ingin mencari kesempurnaannya.
Ingin sekali kumengatakan ini kepada dunia, tapi aku takut.
Aku sadar mungkin belum saatnya.
Andai aku memiliki waktu itu.
Aku ingin pada akhirnya dia tahu apa yang kurasakan ini.
Sampai waktunya tiba, aku akan terus mencoba menahan rasa sakit ini.
Sakit karena dia yang membuatku cinta.
Yang membuat seluruh pikiran ini memikirkannya.
Yang membuat darah ini setiap detiknya bergejolak.
Dan yang membuat jantung ini menjadi tak beraturan.
Walau ia tak mengetahuinya, aku akan coba terus bertahan sampai waktu yang ku miliki dapat kembali dan merubah segalanya yang telah lama tak kurasakan.
Meskipun saat itu aku sudah terlambat.


                                                                                 linz


satu tahun telah berlalu semenjak kejadian itu.
“kamu suka yah sama aku” ucap shella entah sambil bercanda atau meledek aku. “ahh ngomong apa cie kamu shell”. Raut wajah memerah tampak terlihat dari wajah linz. “kalau suka ngomong saja linz, ga apa aku ga marah” hehehe. Dalam hati bingung, senang, bahagia dan juga malu. Hari itu dimana aku merasakan hidupku mulai berubah. Bahagia banget. sudah lama sekali aku menyimpan perasaan ini, apa ini saat yang tepat. Mulutku ingin mengatakan iya, tapi rasanya tarlalu berat untuk ku ucapkan iya. Ini semua membuatku gila. “Tuhan.. kuatkanlah hatiku ini”. “heemmm .. “. “ko diem linz, hayoo mikiran apa ..” hehehe.. shela terlihat jahil, terus saja menggodaku. Jantung ini kurasakan seperti mau lepas. Ga kuatttttttttt.  “nanti kamu ke dahuluan loh sama yang lain, yang suka sama aku kan banyak”. Dengan wajah manisnya shella terus menggoda aku, membuat aku semakin lemas tak berdaya. “iya shell.. AKU SAYANG KAMU”.
“ ahh.. payah kamu .. ngomong kaya gitu aja lama banget, aku kan juga dah nunggu kamu dari kemarin kemarin. AKU JUGA SAYANG KAMU LINZ” Senyum shella membuat hidupku menjadi lebih berwarna. “jadi , kamu mau ga jadi pacar aku?” ucap linz , dengan penuh kasih..
“GA”,
 “kok ga cie shell” 
“ga mau sebelum kamu berani memeluk aku” 
Hehehe .. hidup itu memang indah kalau kita bisa menemukan orang yang benar benar kita sayang’i.. kaya aku.. 
So jika tadir sudah menentukan dialah jodoh kita tanpa kita mencari, dengan sendirinya cinta itu akan menutunmu untuk bersama.




***


Selang berjalang 16 bulan, ternyata cinta mereka tak berjalan semudah dengan apa yang mereka bayangankan. Ada saja masalah yang membuat kita saling berputus asa, dengan keputusan keputusan yang mungkin sulit untuk di bayangkan. Kebahagian yang kita pupuk seolah tidak ada artinya. Dulu aku mengira shella akan menjadi perhentianku yang terakhir, tapi semakin lama kita berusaha dan mencoba menyatukan perasaan ini, takdir semakin menginginkan kita berpisah. Terasa tidak adil dunia ini, ingin rasanya aku berteriak sekencang mungkin melepas semua penderitaan ini. mungkinkah Tuhan ingin menguji cinta kita? Ini membuat hatiku sakit. Setiap memandang shella, terpancar dimatanya rasa sedih, bimbang .

Cinta yang tak sepantasnya

Di saat ku terdiam ,
Merasakan sesuatu yang tak pernah terbayangkan ,
Seakan mengubah hidupku meninggalkan aku yang dulu ,
Menghapus paksa kenangan lama .

Sakitnya ..
Tak pernah terpikir yang terjadi pada diriku ,
Datang bagai cahaya terang ,
Merasuk bagai gelapnya langit .

Terbesit di pikiranku sejenak ,
Untuk lari meninggalkan semua ,
Tak ada daya untuk melihat diriku ,
Menggoreskan hati sendiri membuat jiwa ini mati .

Berdiripun sulit kurasa ,
Hanya diam ,
Menyimpan ini dalam hati ,Mungkin lebih baik ,
Tak sepantasnya ada yang tahu ,
Yang akan membuat banyak yang terluka .


                                                                                     linz

“shell, apa kamu masih sanggup?.” Shella hanya bisa menangis, lagi dan lagi dia menangis karenaku. Aku benar benar tidak sanggup. Sakitnya melihat air matanya jatuh karenaku. Ku pikir dulu aku bisa jauh lebih baik dari mantan kekasihnya yang dulu , ternyata aku sama jahatnya. Ketidak mampuanku untuk menepati janji ini menjadikanku sama seperti sampah.
“maaf ya shell” , linz menitihkan air mata , sambil memeluk shella yang tengah menangis.

Masalah ini terjadi sekitar beberapa bulan yang lalu di saat aku tengah menemui kedua orang tua shella. Aku memang sudah sangat dekat dengan keluarga shella, sudah sama sama mengenal luar dan dalam pribadi dari keluarga masing masing. Namun pertentangan terjadi di dalam keluargaku yang tidak setuju karena adat dan kepercayaan yang berbeda. Aku di pertemukan dengan pilihan tersulit antara keluarga dan kekasih yang sama sama aku sayangin. Ini membuat semuanya menjadi tidak adil. Aku pikir dengan mempertemukan shella dengan orang tuaku akan membuat mereka semakin dekat, ternyata tidak.
“aku mengerti linz, aku memang tidak pantas mendapatkan cintamu”  mata shella mulai membengkak dan merah karena seharian menangis.
“maaf ya shell”
“ga apa kok, ini bukan salah kamu, tapi aku.. mungkin kita memang belum di takdirkan untuk bersama.”
“kamu ga boleh ngomong gtu, bagaimanapun aku bakal coba lagi buat bicara dengan kedua orang tuaku ya”
Suatu malam aku mendapatkan email dari shella..

Dear my prince..
Seberapa keras pun kita berusaha
Seberapa hebatpun kita merencanakan
Seberapa kuatpun kita bias bertahan
Jika aku bukanlah tulang rusukmu kita tak mungkin bersatu
Inilah kita yang diciptakan dengan penyakit yang namanya cinta
Cinta itu indah
Cinta itu juga menyakitkan
Cinta itu suci
Dan cinta itu juga penuh dengan kebohongan.

Aku sayang kamu linz lebih dari apapun yang pernah datang singgah dalam hidupku, hanya kamu yang dapat mengerti aku, menerima sifat aku yang manja ini, yang diam saat aku marah, yang selalu menemaniku di saat aku sedih.
Aku ga akan marah kok, ini semua bukan salah kamu, aku bakal coba mengerti keadaan ini.
Aku mau mencoba jadi dewasa seperti kamu, aku mau berubah tidak menjadi anak yang manja, suka bĂȘte, suka marah sama kamu. 

Mudah mudahan saja kita masih bisa bertemu lagi.

I love you
 shella..



***


Sejak hari itu , hampir setiap malamnya aku merindukan shella. Dimana dia sekarang dan bagaimana kabarnya? Pertanyaan itu terus ada di setiap malamku. Masih terbesit jelas, hangat senyumannya yang membuat jantungku berdetak tak karuan. Saat saat terindah bersamanya.  sudah hampir 2 tahun shella menghilang, tapi  perasaan ini untuknya tidak pernah hilang maupun luntur. Ingin sekali aku bertemu dia walau hanya sekejap, apa mungkin? Aku ingin terus dan terus bertahan untuknya, sampai dia mendapati kebahagiaan yang sepantasnya dia rasakan.  “haduhhh .. kesiangan lagi gara gara lembur kemarin.” semua kembali normal seperti sebelumnya, aku dengan pekerjaanku. Bedanya sekarang aku sangat menikmati hidup ini dan hari hariku, aku jalani semua ini dengan senyuman, sama saat dia masih di sampingku. Sekarang ini aku tidak hanya sibuk dengan pekerjaanku saja, aku tengah lanjut kuliah tepatnya sekarang sudah semester 4.  
“ hey sob.. wahh tumben loe datang telat..”
“iya nie, kerjaan numpuk di kantor.”
“yaelah kerjaan mulu loe urusin, loe ngacah deh sob .. tampang loe tuh kusut banget, cari napa seseorang yang bisa ngurus loe.”
“ga lah guh, aku lagi mau focus kuliah dulu.”
Teguh memang temen yang asyik, temen kuliah aku di universitas gajah mada. Walau terkadang sikap dia yang sangat menyebalkan, tapi dia memiliki hati yang baik.
“masuk yuk.” Ucap cewek yang baru lewat itu.”
“nah sob, loe pacarin aja tuh dia.” Canda teguh kepada linz
“yuk masuk mei, ga usah di denger tuh kata kata teguh, ga bener”
“jiahhh.. di bilang malah begitu.”
Mei mei tersenyum tipis mendengar itu.

Nah yang satu tadi itu namanya mei mei, dia merupakan mahasiswi paling popular di Universitas Gajah Mada ini. mei mei merupakan cewek yang sangat cantik, baik dan juga pintar tapi sampai sekarang dia masih belum memiliki pacar, kanapa ya?. Semua mahasiswa di sini tetntunya pada tahu hal ini.
“ cieeeeee… cieeeee.. eheemmm..
Wah diem diem loe maen belakang nie sama gue .. hahaha” ucap teguh yang tengah melihat linz yang lagi berjalan bersama mei mei.
“mulai lagi nih, dasarrr ..”
Mei mei hanya tersenyum mendengar candaan teguh.
“ ga kok, aku tadi yang meminta linz temenin aku ke perpustakaan.”  
“oke , kali ini gue percaya karena loe yang ngomong nih mei, tapi kalau kalian sampai jadian, awas aja yah ga bilang bilang gue..”
“ ngelantur aja nih anak, dah yuk tinggalin aja mei.”
“heemm.. bilang aja ga mau di ganggu, hahahahah.”
Linz dan mei pun meninggalkan teguh dan menuju ke perpustakaan.

Hidup ini mengalir seperti air
Tak tentu arah kemana kita akan berlabuh
Meskipun terasa sangat jauh tapi hangatnya perasaan ini terus membekas
Dan tak akan pernah ku lupa

Hari berganti dengan hari, bulan berganti dengan bulan, tahun pun berganti dengan tahun . sudah sangat lama sekali.
“linz, makan siang dulu yuk?” ucap mei yang tengah menghampiri linz di ruangan kerjanya
“iya mei, sebentar lagi ya.. lagi tanggung nih..” (terlihat raut wajah sibuk linz)
“yaudah, aku tunggu di depan yah”
“oke”
Mei sekarang ini menjadi assisten aku sekaligus merupakan salah satu anak dari pemilik perusahaan ini, tentunya sekarang aku sudah pindah kerja di tempat yang lebih baik lagi setelah aku lulus kuliah.  karena kinerja aku yang baik aku dipercayakan untuk menjadi pemimpin perusahaan ini oleh ayahnya mei yang merupakan direktur utama perusahaan ini. tentunya menjadi kebanggaan aku tersendiri bisa sampai sekarang ini.
Hidup ini memang seperti roda
Kadang kita di bawah
Dan suatu saat kita juga pasti bisa merasakan berada di atas
Tergantung seberapa besar kita mau berusaha dan berdoa

“sorry mei agak lama” ucap linz
“ga apa kok, yuk kita keluar makan dulu..”
Linz bersama meipun mulai berjalan ke parkiran untuk mengambil mobil.
Mei selama ini sangat mempedulikan aku, 5 tahun aku sudah mengenalnya membuat aku merasa nyaman bersama dia. Dia mengerti saat aku sedang ada masalah, dia juga selalu menemaniku di saat aku sedih memikirkan shella dank arena dia juga aku bisa seperti ini. Tapi apa mungkin aku bisa melupakan shella dan menggantikan hidupnya. Aku ingin sekali membalas budi mei selama ini, aku merasakan perasaan dia dari tatapan matanya kepadaku.

Tiba tiba linz melihat shella yang tengah berjalan.
“ shellaaa….”, “ tunggu bentar ya mei.”
Linz berhenti untuk mengejar shella, mei pun terkejut dan spontan bertanya Tanya dalam hati kecilnya, siapa yang di panggil linz itu.
Akupun mulai berlari untuk mengejar shella, sudah bertahun tahun lamanya aku mencari dia. Hatiku sangatlah bahagia, membuat aku bangkit dari kematian yang selama ini aku rasakan.
“shella, kamu dimana.” Teriak linz mencari shella yang menghilang di kerumunan banyak orang.
“tidak boleh aku sampai kehilangan dia.” Raut wajah gelisah tampak di wajahku, tidak ingin aku sampai kehilangan dia lagi. Bagaimanapu juga , aku harus menemukannya.
Saat itu aku tampak berputar putar mencari shella, tapi tak dapat kutemukan.
“maaf ya mei, kamu nunggu lama.” Ucap linz dengan nafas yang tengah tersenggal senggal.
“iya, tadi itu siapa yang kamu panggil panggil linz.” Ucap mei yang dengan wajah yang penuh dengan tanda Tanya.
“bukan siapa siapa kok” linz mulai menjalankan mobilnya. Saat ini aku tampak terdiam memikirkan shella, padahal di sampingku sedang ada mei. Aku bingung harus mulai bicara dari mana.



Sesuatu yang salah

Resah gelisah membuat semuanya berubah,
Rasa bimbang muncul ,
Hatiku tak tahu lagi harus bagaimana ,
Semua berubah hanya karena dia .

Rasa tergores batin tak dapat melihatnya ,
Membawa rasa rindu yang telah lama tak ku jumpai,
Bingung..
ada apa denganku ,
Semua terjadi begitu cepat .

Dag.. dig.. dug..
Ku rasakan jantung ini tak kuat lagi bertahan ,
Tuhan.. tunjukan langkahku yang seharusnya aku lakukan ,
Aku seakan mati dengan semua yang ku rasakan ini .



                                                                                    Linz


  
***


Terkadang semua ini membuat hidupku sangat kacau, terlebih dengan kamu yang tiba tiba muncul di hadapanku membuatku tidak dapat mengerti siapa diriku.

Darimu ku mulai belajar cinta
Memulai yang sebelumnya belum pernah kumulai
Mencari arti yang sebelumnya belum pernah kumengerti
Darimu hidupku mulai berubah
Kebahagiaan yang membuatku ingin meghentikan waktu ini
Sakitnya yang membuatku tak ingin kehilanganmu
Darimu air mata ini menjadi lebih bermakna
Air mata yang menjadikanku lemah karenamu
Air mata yang menjadikanku lebih menyayangimu
Dan darimu aku merasakan hidup dan matiku
Hidup yang kamu datangkan karena cinta
Mati yang kamu tinggalkan karena ke tiadaanmu di sisi

Tuuuttttt.. tuuuutttt.. ( suara hp linz berbunyi )
“Linz, bisakah kita bertemu hari ini, ada yang ingin saya bicarakan” ucap ayah mei.
“baik pak, nanti setelah kerjaan saya beres.. saya bisa langsung menemui bapak.”
“oke.. kamu langsung saja ke rumah saya ..”
“baik pak”
Menjelang sore hari, linz pun mulai beranjak dari tempat duduknya, segera ia pergi ke rumah ayahnya mei di perumahan pondok indah yang letaknya tidak jauh dari kantor.
Aku tidak tahu, kenapa pak direktur ingin menemui saya. Perasaan saya  menjadi sangat gelisah, entah ini tidak seperti biasanya. Sesampai aku di rumah pak direktur, tampak langit yang mulai mendung, membuat hatiku menjadi enggan untuk menemuinya. Kacau sekali pikiranku, ga seperti biasanya.
Tapi linz tetap mencoba untuk menapakan kakinya mencoba masuk ke rumah ayahnya mei.
“Linz.. ada yang ingin aku sampaikan tentang mei” ucap ayah mei
“kenapa dengan mei?.” Tanya linz dengan raut wajah yang bingung..
Setelah sekian lamanya ayah mei bercerita. Air mataku spontan dengan sendirinya terjatuh. Rasa kasihan muncul mendengar cerita ayah linz, tak kuasa aku menahan air mata ini yang terus membasahi pipi.
Malam ini aku memikirkan mei, kenapa ini bisa terjadi padanya. Aku ingin sekali memberikan hidupku untuknya, tapi bagaimana caranya? Dia terlalu baik untuk menanggung semua itu.

Hari ini aku melihat wajah mei yang amat pucat.
“kamu kenapa mei, sebaiknya kamu istirahat saja ya.. tidak usah masuk kerja dulu” ucap linz
“ga apa kok, Cuma kecapean aja aku.” Mei menunjukan senyum tipis yang penuh rasa hangat kepadaku.
Senyuman itu membuat hati kecilku bertambah sedih.
“aku antar pulang aja ya mei, aku khawatir.”

Tiba tiba..  gubrrraaaaakkkkkk..
“mei…”
“bangun mei…”ucap linz dengan rasa khawatir.
Mei tiba tiba terjatuh tidak sadarkan diri spontan semua orang di kantor itu teriak. “aaaaaaaaa”. Suasana gaduh penuh rasa khawatir muncul membuat ruangan kantor itu ramai.
Ngiiiuuunggg.. ngiiiuuung..
ambulans yang datang untuk membawa mei ke rumah sakit telah tiba.
Yang ternyata mei sudah lama terkena penyakit leukemia, “teringat cerita ayahnya mei bahwa mei mampu bertahan hidup sampai saat ini karena kamu” itu yang membuatku tak tahan untuk menahan air mata ini untuk keluar. “ mei selama ini sudah cukup bertahan hanya untuk merasakan kehangatan kasih sayang dari kamu, dia sudah lama menyukaimu semenjak masa kuliah kalian.
(Apa aku harus merelakan cinta sejati aku.. shella..)
Aku tak sanggup melihatnya ya Tuhan, “ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan dengan semua kejadian ini.” linz hanya bisa berdoa dalam hati, sedih, bimbang rasa khawatir semua ia rasakan.

Seminggu sudah tepatnya aku menjaga mei, sampai sekarangpun dia masih belum sadarkan diri karena koma. Tapi aku telah berjanji kepada ayah mei, bagaimanapun juga aku akan tetap menjaga mei. Mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan saat ini. hati ini mulai luluh melihat mei yang terbaring tak berdaya di tempat tidurnya.
“mei.. kamu cepat bangun ya..”  kamu memang ga bosen apa berada di rumah sakit terus.
Sambil menatap muka mei dan membelai kepala mei, linz terus mencoba membangunkan mei yang tengah koma. Air mata linz terus menetes jatuh yang kini membasahi wajah mei juga.

Langkah kakiku sejenak berhenti, terasa bingung membuat pikiranku kosong .
Aku tak tahu, semua terjadi begitu cepatnya menghancurkan semua yang menjadi kepercayaanku.
Entah benar atau tidak, kurasakan ingin mulai meninggalkan semuanya yang ada saat ini..
Sesak kurasakan membuat aku ingin lari berpaling dari dunia.
Tak sanggup memijakkan kaki ini membuatku terus menangis.
Perih ini membunuhku.
Separuh nafas jiwaku terasa sirna, tak mungkin kini ku harus terus.
Bukan karena aku tapi perasaan ini terus merintih, sakit.
Salah mungkin salah, tapi kenapa terasa jahat.
ku hancur , terhempas oleh kesalahan dan kebodohanku.
Dalam hati kecilku berharap untuk bisa kembali seperti dul.
Mungkinkah bisa kulakukan, meski takkan pernah bisa menghapus semua.
Tapi biarlah kujaga ini.
Perasaan yang teramat dalam dan pancaran sinar di hatiku.
Menjadi sesuatu yang di kenang dengan sepenuh hati.
Seerat janji yang terucap ku ingin menyelamatkan sisa puing puing yang tlah terhempas.
Karenaku

 
                                                                        linz



Saai ini aku mencoba untuk keluar sejenak, karena banyak keluarga mei yang juga  datang menjenguk mei. mencoba mencari tempat untuk nenangin pikiranku. Akupun pergi ke satu tempat yang dulu aku sering kunjungin waktu masih bersama shella, tempat dimana aku bisa melupakan sejenak kehidupan di dunia ini.
“shella…” linz kagett melihat shella yang tengah duduk memandangi danau biru itu. Tempat dimana dulu kita sering memadu kasih, saling bermanja.
“shella, ini benar kamu shell..” rasa penasaranku semakin besar untuk mencoba mendekati shella yang tengah duduk.
Akupun datang menghampiri dia dan langsung memeluk shella. Perasaan rindu yang luar biasa terasa terlampiaskan setelah 7 tahun lamanya tidak bertemu.
“iya, ini aku shella.. linz.. aku minta maaf ya” shella pun menangis saat dilihatnya linz yang tengah memeluk dia.
“aku kira kita ga akan bertemu lagi”
“kamu bodoh linz.. kenapa ga mencoba untuk melupakan aku.” 
“ga akan bisa shell, aku sayang kamu..”
Shella hanya bisa terdiam mendengar ucapan linz.

Semua terasa seperti mimpi bagiku, bisa bertemu lagi dengan dia. Tak mengapa perasaan ini kembali merasakan perasaan yang luar biasa.
Tapi di satu sisi aku juga merasakan kegelisahan saat teringat mei yang tengah terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit.
Aku hanya terdiam di hadapan shella dan tak berani menceritakannya. Belum saatnya karena kita baru saja bertemu kembali setelah 7 tahun tidak bertemu. Itu akan menambah beban pikirannya yang dulu.
“shella, apa kamu sekarang sudah menikah.”
Shella hanya tersenyum manis mendengar pertanyaan linz.
“hehehe.. kenapa memangnya linz.” 
“ ga apa kok, aku hanya ingin tahu saja.” Wajah linz terlihat tampak tak bersemangat saat menanyakan hal itu.“
“belum kok linz.” Peryataan itu membuat hatiku sangat senang, aku ga ingin pertemuan kita berakhir lagi dengan kamu pergi meninggalkan aku. Itu seakan membuat hari hari kosong.
Tak terasa hari sudah semakin gelap, canda tawa yang telah lama hilang kini bisa ku ungkapkan lagi, cerita kita yang dulu sampai hari ini pun kamu tidak lupa. Itu membuatku sangat bahagia.
“mungkinkah kita bisa bertemu lagi shell?” Tanya linz
“pasti” 
Shella pun pergi kembali meninggalkan linz,
 Ini yang di inginkan shella. Padahal aku sangat ingin sekali mengtahui sekarang dia tinggal dimana, aku ingin bisa menemuinya setiap hari.
Tapi walaupun begitu aku percaya, ini bukanlah pertemuan kita yang terakhir. 




Seluruh nafas ini

kita telah lewati rasa yang pernah mati bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
tanpa kita mencari jalan untuk kembali bagi cinta yang menutunmu kembali padaku
disaat ku tertatih tanpa kau disini kau tetap kunanti demi keyakinan ini
jika memang kau terlahir hanya untukku
bawalah hatiku dan lekas kembali
kunikmati rindu yang datang membunuhku
untukmu seluruh nafas ini


last child n gissele




 ***


“siapa di antara kalian yang merupakan keluarga dari mei, silakan masuk ke ruangan saya. Ada yang saya ingin bicarakan tentang mei” ucap dokter yang merawat mei.
10 hari tepatnya mei tertidur akhirnya dia mulai sadarkan diri. Itu membuat saya dan keluarga mei sangat bahagia. Malaikat kecil yang telah lama tertidur kini telah bangun kembali. Dengan manisnya mei tersenyum kepadaku, dia melihatku seakan sudah lama sekali kita tidak bertemu, aku merasakan kerinduan dari pancaran matanya kepadaku, meskipun dia belum dapat mengucapkan sepatah katapun tapi aku mengerti.
“mei.. aku senang sekali akhirnya kamu sudah siuman.” 
Mei hanya tersenyum menjawab perkataanku.
aku mencoba menggengam tangannya tapi aku masih merasakan kelemahan tidak berdayaannya mei, yang membuat hatiku tergerak ingin menjaganya. Aku tahu.. kurasakan sulit hati ini untuk menerimanya di kehidupanku, tapi ada niat untuk mencoba seperti halnya mei yang selalu mempedulikanku, memperhatikanku, yang inginku selalu aku mendapatkan yang terbaik.

Tanpa sepengetahuan mei, ayah mei menceritakan apa yang telah dokter katakan ke padanya. Aku merasakan ketidak siapan untuk mendengar cerita ayah mei.
“linz, bpk minta tolong kepada kamu, untuk membahagiakan mei.” ayah mei meneteskan air mata di hadapan ku, aku sama sekali tidak mengerti. Kenapa ayah mei bisa menangis dan kenapa ayah mei memintaku untuk membahagiakan mei.
“linz.. selama ini mei sudah banyak sekali cerita tentang kamu.. sudah lama sekali dia menyukaimu, tapi dia takut kalau hidupnya ga lama lagi.” Ayah mei terus menangis saat menceritakan tentang anaknya, itu membuat hatiku penuh rasa bersalah akan mei, kenapa aku tidak menyadarinya dari dulu. 
“mei sudah di vonis dokter kalau hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi, bpk mohon kepada kamu nak.. untuk bahagiakan mei karena Cuma kamu yang dia cintai dan yang membuat dia bisa bertahan sampai hari ini.”
Hidup ini terasa tidak adil sekali, kenapa orang sebaik mei harus menerima semua ini.  aku hanya bisa diam, air mata ini keluar dengan sendirinya entah karena kasian atau karena aku mulai menyayanginya.
Mulutku terasa keluh tak sanggup lagi berbicara mendengar semua itu. Sulit untuk ku percaya.
Ayah mei spontan memelukku, aku merasakan banget kesedihan yang dirasakan ayahnya mei.
Hanya dalam hati ini aku dapat merenungkan, mungkinkah bisa. Terkadang aku lelah dengan hidup ini, tapi aku menyadari, ada seseorang yang lebih membutuhkanku yaitu mei. akanku coba mengorbankan perasaan dan egoku, mungkin ini akan jadi sesuatu yang salah seumur hidupku. Mungkin aku akan kehilangan selamanya dengan seseorang yang sangat aku cintai tapi jika dengan hidupku ini bisa membuat orang yang mencintaiku itu bahagia dan bisa membuat rasa sakitnya hilang aku rela ya Tuhan.  Jadilah kehendakmu menurut perkataanmu, biarlah setiap langkahku ini Engkau yang tuntun dan aku yakin ini yang terbaik untuk aku, kamu dan dia yang telah hadir di kehidupanku.

Hari ini aku menemui shella di tempat biasa yang dulu sering kita kunjungin, danau biru .
“hy shell” ucapku yang tengah larut dalam kebimbangan, kesedihan luar biasa.
“hy… kenapa kam.. tumben kusut gitu.. ga seneng yah ketemu aku.” Shella menjawab linz, senyuman manisnya keluar membuat aku tak sanggup untuk mengatakan semua ini. aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman tipis penuh dengan kesedihan. 
Setelah beberapa menit berlalu, aku mencoba untuk menceritakan apa yang saat ini terjadi kepadaku.
“mei, sebelumnya aku minta maaf ya.”
“minta maaf untuk apa linz.” Ucapan linz membuat shela bingung.
“aku ingin menceritakan sesuatu kepada kamu.”
“ohh.. yaudah cerita aja.. aku ga apa apa kok .” 
Dengan berat hati aku mencoba untuk menggerakan bibir ini untuk menceritakan tentang mei yang tengah sakit, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhirku dengan shella untuk selamanya. Tapi sudah kuputuskan meskipun aku tidak dapt hidup bersama dengan shella tapi cinta ini kan abadi untuk selamanya. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang paling kusesali seumur hidupku.
selang beberapa jam kemudian ternyata shella dapat mengerti apa yang menjadi pilihanku saat ini dia tidak hanya mengerti dia juga memberiku semangat. Apa mungkin dia sudah bisa merelakan cinta kita?.. di wajahnya tidak tampak kesedihan sama sekali, mungkin dia hanya menahan sakitnya ucapanku karena tidak ingin akupun ikut bersedih.
“aku minta maaf ya shell.” Tangisku membuat suasana di langitpun semakin mendung, langitpun mengerti  perasaan yang aku alami saat ini.
pilihan kamu sudah benar kok linz, aku mengerti.. ada yang lebih membutuhkan cintamu dari pada aku.” Shella tersenyum hangat kepadaku, ku rasakan pandangannya yang tak kuat menahan air mata itu, membuatku sekali tak berdaya melihatnya. T.T
Hari ini aku menghabiskan waktu untuk terakhir kalinya bersama shell.. bukan canda tawa kebahagiaan yang kita rasakan hari ini, tapi tangis kesedihan yang aka memisahkan kita selamanya.
Tapi aku tak akan pernah lupa, sekalipun aku tengah menghadapi kematian cinta ini akan abadi dalam hatiku. I LOVE YOU SHELL, I WILL ALWAYS LOVE YOU IN MY HEARTH. 

Dear shella..

Aku tak akan pernah lupa bagaimana aku dapat mencintaimu, kamu yang mengajarkanku mengerti semua ini membuat aku menghargai hidup ini dan membuat hari hariku yang sepi jadi lebih bermakna karenamu. Aku mengerti ini bukan akhir dari hidupku maupun hidupmu, tapi aku bahagia sekali bisa mengenalmu dan mengenal cintamu. Kebahagiaan pasti akan datang untukmu yang kucinta doaku bersamamu.

Thank’s shella.. 


menjelang pagi, tak kuasa aku masih bisa merasakan hempasan udara yang menerpa wajahku ini. aku tak ingin tampak sedih lagi karena inilan pilihanku. Semoga senyumanku ini dapat membawa kebahagiaan bagi yang melihatku . cinta memang tidak dapat di paksakan tapi mencintai bisa muncul bagaimana kita mau mencoba cintai seseorang itu.

Aku lekas berlari untuk menemui mei yang masih berada di rumah sakit, dengan senyuman seolah tak ada lagi ganjalan yang tengah menghalangiku lagi. Aku mengerti sekarang ini hatiku seutuhnya akan menjadi milik mei, aku ingin memberikan cintaku sepenuhnya kepadanya hanya kepadanya seorang. 
“kamu kenapa linz, kaya abis di kejar kejar hantu aja.” Ucap mei yang telah bisa berbicara.
Saat ini aku hanya bisa tersenyum membalas pertanyaan mei.
“ada apa linz, kok kamu senyum senyum terus cie sama aku, ada yang salah ya di wajah aku.” 
“hehehe .. ga ada apa apa kok mei, aku Cuma lagi bahagia banget hari ini.”
terlihat dari wajah linz, tak pernah sekalipun linz pernah tersenyum begitu lepasnya saat melihatku.
“heemmm.” Linz mencoba mengutarakan hati dia..
“kenapa hayoo.” 
“ATAS NAMA CINTA, MAUKAH KAMU MENIKAH DENGANKU MEI..??” linz mengocek kantong celananya dan mengeluarkan cincin yang telah dipersiapkannya untuk meminang mei.
Terlihat dari raut wajah mei yang bingung dan tak percaya apa yang linz ucapakan barusan ini.
“kamu ngomong apa cie linz.. kamu serius..?” tampak percaya ga percaya di hati mei,
“aku serius ingin menjadikanmu sebagai istriku, aku sayang kamu mei.” linz menyatakan perasaannya tanpa ada keraguan lagi di hatinya.
 Aku saat ini telah sepenuhnya menerima mei dan mencintai mei. meskipun shella menjadi orang yang paling ku sayang tapi tak ada alasan lagi bagiku yang ada di pikiranku dan hatiku, aku akan bahagiakan mei dan mencintai mei selayak aku mencintai shella.
“tapikan……..” linz langsung menempelkan jari telunjuknya ke bibir mei..
“sstttttt.. kamu ga perlu bicara apa apa lagi mei.. yang aku mau denger .. IYA atau TIDAK.” 
Terlihat senyuman hangat linz di berikan kepada mei..”
“IYA.. aku mau linz.. AKU SAYANG KAMU..” ucap mei yang terlihat tampak bahagia, rona wajahnya seakan membuktikan bahwa sakit yang dia rasakan itu tidak ada..

Pernikahan LINZ dan MEI pun hanya bisa terjalin selama 6 bulan..
Mei telah berusaha bertahan sampai akhirnya ia pergi untuk selamanya, masih terbesit jelas senyuman terakhir yang ia tujukan kepadaku. Terasa sangat singkat tapi aku telah mencintai mei seutuhnya dan hati ini akan selalu kuberikan hanya untuk mei sampai ajalkupun menjemput. 


The End
 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar